“Kamu akan mati dalam tujuh hari.” Kebanyakan orang akan menangis mendengar kata-kata seperti itu dari Malaikat Maut sendiri. Tapi ketika Aibi, seorang remaja yang sakit parah, diberitahu tentang nasibnya, dia hanya tersenyum, berterima kasih atas peringatannya, dan bahkan menyebutnya baik hati—meninggalkan Malaikat Maut dalam kebingungan. Tak seorang pun mengakui keberadaan mereka sampai mereka saling menemukan dalam kisah tentang cinta yang tumbuh melampaui kematian ini.